Dulu, waktu kelas satu atau dua smp, saya sangat hobi menulis. Paling banyak sih cerita-cerita—saya menyebutnya novel saat itu--- tentang cinta monyet. Bahkan saya pernah getol mengetik di komputer sampai tengah malam demi menyelesaikan sebuah bab dalam novel itu.
Saya pernah menangis ketika mengetahui komputer sedang discan. It means, semua file dalam komputer ikut hilang dimakan virus. Dan saya sama sekali belum memback-up tulisan saya yang sudah mencapai hampir dua ratus halaman. Dan itu juga tidak terjadi sekali-dua kali. Tapi saya tetap bersemangat menulis. Apalagi ketika memiliki teman yang juga memiliki hobi yang sama, kami bisa saling share dan memberi saran dan pendapat tentang buah cerita kami.
Ketika naik kelas tiga SMP, saya berhenti menulis secara perlahan. Saat itu saya berkilah pada diri sendiri, “oh. kamu sedang berkonsentrasi dengan Ujian Nsional, tak apalah itu hal yang wajar.”
Dan sepertinya sekarang bukan tak ada alasan untuk berhenti meneruskan apa yang saya gemari.
Maybe it’ll sounds crazy, saya rasa menulis adalah salah satu penyokong masa depan. Mungkin saja para dosen yang akan menguji hasil skripsi saya akan lebih tertarik dengan tulisan seorang yang telah menulis dalam waktu yang lama sehingga mereka tak akan ragu memberi nilai A plus tertinggi. Atau mungkin saja para pemilik perusahaan besar akan kepincut dengan gaya bahasa saya dalam Curriculum Vitae yang saya ajukan, dan ia memperkerjakan saya. Hehehehe.
kata siapa tidak mungkin?
Saya tidak akan menyiakannya. Bismillahirrohmanirrohim …
Saturday, October 03, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
ayo ayo ! nezhaa aku bikin novel baru yg belum sempurna . duluu pertama bikin se semuangate gg karu"an . smpe" kamu mau ngerebut coretan" setting cerita itu dr ku gr" aku sok"an berahasia . sekarang ngga semangat nerusin . nggak ada kalian siihh , jd gg ada yg ngasi kritik + dukungan .. ):
hihiihi. okok cils. tetep smangaaattt !
tenang saja cil, habis gini aku bakalan menghantuimu di setiap weekend.
huahahahah (cetar cetar suara petir)
Post a Comment