Betapa beruntungnya!
Ya. Betapa beruntungnya saya masuk SMA Negeri 15 Surabaya.
Saya nggak bisa membayangkan jika saya sekolah di sma negeri lain.
Di tempat itulah, saya menemukan arti penting hidup saya dari sisi berbeda. di tempat itulah saya bertemu dengan orang orang hebat yang bisa bertahan di segala kondisi.
lebih tepatnya SKI.
Saya yang saat itu masih childish dan kekanakan, membenci sekolah itu.
Benci kenapa nggak maksimal di tes sbi, benci kenapa limabelas jauh banget tempatnya dari rumah, benci kenapa ibu terus sambat tentang sekolah itu, benci kenapa ada matrikulasi yang pake bahasa pengantar bahasa Inggris.
i was so sure that "the wonderful part of people's life begins at highschool" is a BIG lie.
tapi Allah maha baik. Allah 'mengirimkan' seorang teman sebangku yang sangat bersemangat.
namanya Niswah.
Saya sering terkesima dengan semangatnya bercerita tentang teman-temannya, Palestina, tentang Islam yang lebih indah di matanya setelah memakai kerudung di SMA, tentang semangatnya untuk terus memperbaiki diri, tentang mimpinya, tentang ajakannya masuk SKI bersama-sama...
Saya yang dari awal samasekali nggak ada niatan masuk SKI, akhirnya luluh juga. sama sekali nggak ada motivasi kecuali nyenegin hati temen doang. Ada sebersit sombong yang memalukan dalam hati saya saat itu: aku lho 9 tahun sekolah di sekolah islam, ngapain 'ikut-ikut lagi'.
Waktu istirahat di Senin yang indah itu, saya ditemani Niswah pergi ke masjid Ad'Dakwah untuk mengambil formulir di Ukhti Denny. Mbak Denny tersenyum lebar menyambut kami.
Mungkin niat awal saya hanya sedengkul. Lambat laun, pola berpikir saya berubah.
I found the wonderful relationship among us.
Kami saling bercanda, menemukan bahwa sifat teman-teman saya di SKI muacem macem, sama-sama belajar mengoordinir kegiatan, sama-sama mengetahui dan mengerti Islam lebih dalam. Sampai akhirnya saya mengerti, mereka punya visi dan misi yang sama, yang indah : Mencintai Allah dan merindukan Rasul-Nya. Saya jadi berani mengorbankan keinginan menjadi OSIS hanya karena disuruh memilih dua pilihan itu oleh keluarga. OSIS atau SKI?
Jadi, kalau ada pengumuman dari radikal yang bilang akan ada rapat atau forum bebas, saya dan teman-teman bersemangat sekali. Karena kami merasa akan bertemu keluarga kedua kami, kami akan refreshing setelah mati-matian menahan suntuk pelajaran yang sampe sore.
Refreshing is great, isn’t it?
SKI juga membuka wawasan dan koneksi saya, lewat SKI, saya banyak mengenal akhwat-akhwat smala, smanam, smasa, bertemu mbak-mbak mentor yang bejibun kuliah di FK Unair, mendengar cerita dan pengalaman mereka, berkali-kali takjub karena mendapat materi-materi keren dari mas-mas trainer atau yang setengah trainer.
Jujur.
Saya baru meneguk keindahan itu di SMA. di SKI lebih tepatnya. SKI bikin saya jadi jauh lebih gaul.
Subhanallah, saya sadar bahwa saya beruntung sekali.
Karena, andai saja saya tidak masuk Libels yang akhirnya mempertemukan saya dengan orang-orang keren di dalamnya, saya nggak tahu saya akan jadi remaja yang gimana. Mungkin saya akan aktif di OSIS, tapi mungkin saya akan tetap menggerutu dan tidak bersyukur.
Saya menjadi semakin yakin, bahwa segala yang telah terjadi, adalah yang terbaik dari Allah.
Dan saya sangat bersyukur, Allah menunjukkan kuasaNya dengan cara yang indah.
Allah Maha Baik..
Tuesday, March 23, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
buagus banget ceritanya .
I like it :)
... dan saya merasa semakin menyesal nggak ikut SKI setelah membaca postingan ini ):
Alhamdulillah nezh.... aku seneng kamu menemukan dan mencintai jalanmu! :)
dita : ayo dit share2 ttg ski :D
bocil : hm, ayo melu ski.ku cil, coz jare nopi, ski sikstin eksklusif. iyo a?
bundo: hihi, alhmdulillah. mncintai itu mnyenangkan :)
ehem
sepertinya nama saya disebut2 ya
kok gak ijin dulu
hihihihi
Wah mbak.. Inspiratif. :)
Mksih.. :*
Post a Comment