Pages

Tuesday, April 12, 2011

Tsb.

Saya punya tsb. Tsb saya gaul sekali. Dia update tentang info-info konser, album, marchandise band indie maupun artis bule. Field saya sama dia benar jauh berbeda. Saya selalu mendengarkan cerita2 dia tentang itu semua, dan mengomentari barang satu-dua kalimat plus memasang muka mudeng berbekal wawasan sedikit. Dia anaknya global sekali. Seisi sekolah tau dia.

ada beberapa hal yang dalam dirinya yang masih membuat saya penasaran. dia sering secara tiba-tiba mengeluarkan statemen enteng yang bikin saya berpikir lama.

contoh:

waktu itu kami sedang asik ngomongin sekolah-sekolah swasta di Surabaya, dan anak-anak hasil "didikan" sekolah tersebut. sampai saya bertanya,

N: Terus nanti kamu mau nyekolahin anakmu dimana? Al-Hikm** juga?

Tsb : Nggak ngerti, aku gak kepikiran ngelanjutin hidup di Indonesia.

N: *kaget, diam sejenak* masak nggak pingin bagi-bagi ilmu di negera sendiri?

Tsb: Ngh, bukan gitu.. tapi ya liaten ta sekarang ini. orang-orang korupsi, DPR koyok ngunu, belum sing birokrasi mbulet-mbulet. bobrok caak.

N : Wah, nasionalisme mu perlu dipertanyakan, Tsb. *pancing saya

Tsb : *mengerutkan alis* Hm.. *lalu asik dengan BB-nya*

dan dilihat dari gelagatnya yang mengerang ngantuk dan mimik wajah malas, ia tumplekkan mukanya di meja. ini bukan waktu yang tepat untuk meneruskan perbincangan ini.

yah, mungkin lain waktu akan ada momen yang dia sedang bermood bagus untuk diskusi masalah-masalah yang intelek --*pinjem istilah Tsb* macam ini.


 
Copyright © Nezha Fathirah's Blog