Pages

Saturday, April 18, 2009

Road to National Exam ..

1 comments
Seminggu lagi .

tepat di hari senin tanggal 27 April 2009 , seluruh siswa siswi kelas 9 se-Indonesia akan ‘bertaruh’ di ajang unas . bertaruh akan nama sekolah , nama baik orang tua dan tentu saja bertaruh akan dirinya sendiri .

Include us .
Sekolah kami telah berikhtiar maha-keras untuk menggodok kami dengan berbagai tryout ini itu, pendalaman ini itu, pembekalan ini itu sekedar untuk mengantarkan kami ke pintu paling final di jenjang SMP .

Tak lupa istighosah rutin yang bertujuan memohon kekuatan dari yang Maha Kuat, memohon kemantapan hati, memohon kemudahan, memohon pertolongan padaNya yang Maha Sempurna. Kata pak Warry, guru fisika senior sekolah kami, sebenarnya H-7 merupakan titik nadir. Titik lemah. Dimana banyak siswa akan pasrah dalam menghadapi ujian itu. Maka disitulah, kami diusahakan untuk terus berdoa, untuk menguatkan mental dan hati.

Di setiap istighosah, pemimpin riyadhoh itu selalu menekankan akan pentingnya doa orang tua dan guru dalam kelancaran ujian. Di salah satu istighosah, kami di ESQ. teringat jelas ketika dua atau setahun lalu, kami pernah membuat 3 orang guru menangis karena tingkah kami. Astagfirullah … tanpa banyak waktu, suara isakan tangis terdengar dimana-mana. Sepulang dari istighosah itu, tekad untuk membahagiakan guru-guru kami membuncah di dada. Kemudian berjanji pada diri sendiri untuk memberikan yang terbaik. Sekuat-kuatnya. Semaksimal-maksimalnya. Kami berjanji bapak ibu guru !

UNAS juga berarti baaanyyaakkk hal akan terjadi. Setelah unas, kami akan refreshing ke Bali, ujian sekolah, kemudian menerima hasil UNAS. Juga pertanda akan berakhirnya kebersamaan selama 3 tahun dengan sahabat-sahabat terbaik.

semua kenangan yang pernah terjadi di kelas kami sungguh sesuatu yang tak terlupakan. Suasana ketika dimarain guru yang suunyi senyap , ketika cowok-cowok menggenjreng 5 gitar sekaligus dan seisi kelas bernyayi di jam kosong, ketika cewek-cewek menangis karena ada salah satu teman mereka yang masuk rumah sakit secara tiba-tiba, ketika para cowok membuat masalah dengan guru BP dan kami, para cewek berniat benci selama-lamanya sama cowok2 itu, tap ternyata, keesokan harinya kami udah makan rujak bareng. Ketika kami ditinggal oleh salah dua guru kesayangan kami, yang mengerti betul sifat kami, miss Ifa dan Bu Yanti.

Kami akan selalu begini.
Akan sangat merindukan kehangatan kelas, merindukan suara bisning dari anak lain yang lagi ngerumpi asik, akan sangat merindukan wajah-wajah sabar itu, Bu Sundus, Bu Nia yang setia menemani kami, menyaksikan tingah laku aneh bin nyeleneh kami selama tiga tahun. Wajah-wajah penyayang yang ditutupi oleh raut yang selalu berdecak sebal terhadap kami.

Kami akan selalu merindukan mereka.

Ya Allah .. beri kami kekuatan untuk memberikan yang terbaik pada orang-orang yang kami sayangi …

Amin . amin . amin ..
 
Copyright © Nezha Fathirah's Blog