Pages

Saturday, October 03, 2009

I'm looking for myReal self. And I'm sure I did.

2 comments
Who am I ?
I am just a ordinary girl who tried to be extra-ordinary and more.
Dulu saya sangat remeh menjawab itu semua. Saya rasa semua gadis menjawab mirip-mirip seperti itu,
Tapi semakin lama saya semakin sadar. Hidup tidaklah seperti itu. Ada tanggung jawab besar di setiap gerakan, ucapan, tindakan, keputusan. saya sadar akan hal itu.
Saya mulai menetapkan hati untuk menjadi seorang muslim yang kaffah.. yang bersungguh-sungguh. Tapi sungguh banyak cobaan dan godaan. Saya berjanji dalam hati, saya akan berproses kearah itu.
Saya butuh pendamping .
Saya butuh orang – orang yang terus mengingatkan saya akan hal itu, tempat saya bertanya dan berargumentasi tentang suatu hal, dan tempat berbagi.
Saya takut untuk memahami sendiri, saya takut salah untuk mengerti dan meresapi.
Saya menemukan kedamaian luar biasa ketika di suatu acara beberapa orang sedang bercerita tentang Tuhan, tentang mereka yang amat mencintai Allah dan merindukan Rosulullah.
Saya tahu saya tidak sesuci mereka. Disaat saya merasakan damai, perasaan malu menampar saya dalam detik yang besamaan. Saya ingat semua kesombongan tak berujung milik saya. Saya malu. Maluuu sekali. Sebenarnya sama sekali tidak berhak untuk mahluk sekotor dan sehina manusia –termasuk saya- untuk sombong,
Saya sadar, sulit perubahan ini, akan banyak komentar yg hadir dari orang-orang. Saya mempersiapkan untuk itu. Saya mencoba untuk berubah. Berubah menjadi seseorang yang baru, yang lebih menyejukkan, membahagiakan, dan menginspirasi.
Saya ingin selalu istiqomah di jalanNya. Saya ingin selalu haus akan kasih Allah, saya ingin dimabuk rindu dengan Rasulullah.
I want and I will.
Surabaya, 28 September 2009. 07.05 pm

Mencoba Produktif Kembali

2 comments
Dulu, waktu kelas satu atau dua smp, saya sangat hobi menulis. Paling banyak sih cerita-cerita—saya menyebutnya novel saat itu--- tentang cinta monyet. Bahkan saya pernah getol mengetik di komputer sampai tengah malam demi menyelesaikan sebuah bab dalam novel itu.
Saya pernah menangis ketika mengetahui komputer sedang discan. It means, semua file dalam komputer ikut hilang dimakan virus. Dan saya sama sekali belum memback-up tulisan saya yang sudah mencapai hampir dua ratus halaman. Dan itu juga tidak terjadi sekali-dua kali. Tapi saya tetap bersemangat menulis. Apalagi ketika memiliki teman yang juga memiliki hobi yang sama, kami bisa saling share dan memberi saran dan pendapat tentang buah cerita kami.
Ketika naik kelas tiga SMP, saya berhenti menulis secara perlahan. Saat itu saya berkilah pada diri sendiri, “oh. kamu sedang berkonsentrasi dengan Ujian Nsional, tak apalah itu hal yang wajar.”
Dan sepertinya sekarang bukan tak ada alasan untuk berhenti meneruskan apa yang saya gemari.
Maybe it’ll sounds crazy, saya rasa menulis adalah salah satu penyokong masa depan. Mungkin saja para dosen yang akan menguji hasil skripsi saya akan lebih tertarik dengan tulisan seorang yang telah menulis dalam waktu yang lama sehingga mereka tak akan ragu memberi nilai A plus tertinggi. Atau mungkin saja para pemilik perusahaan besar akan kepincut dengan gaya bahasa saya dalam Curriculum Vitae yang saya ajukan, dan ia memperkerjakan saya. Hehehehe.
kata siapa tidak mungkin?
Saya tidak akan menyiakannya. Bismillahirrohmanirrohim …
 
Copyright © Nezha Fathirah's Blog