Pages

Saturday, December 24, 2011

Rubah dan Pangeran Kecil

Oh,
sepertinya aku mengenal rubah itu.
Rubah yang sendirian, berlindung dari hewan-hewan lain yang mungkin akan menganggunya, pikirnya ia akan lebih aman di rumah yang ia buat sendiri.

Rubah itu ingin dijinakkan pangeran kecil.
ia ingin menjadi rubah yang berbeda dari sekianpuluhribu rubah yang ada di dunia.
Rubah yang Dijinakkan Pangeran.
Ah, membayangkannya saja hati si Rubah sudah lompat-lompat tak karuan, bahagia sekali.

Setelah sekian lama, Rubah berpikir mungkin Pangeran sedang mengumpulkan alang-alang untuk dihadiahkan padanya, Rubah sabar menunggu.
.
Tapi tak juga datang.

Ah, haruskah aku memberi tahu Rubah?
Maaf Rubah, mungkin pangeran kecil sedang sibuk mempercantik dan menjaga mawarnya.
Atau... jangan-jangan, Pangeran kecil itu sebenarnya tidak ada. Dia adalah fatamorgana.
Nggak ada. Hanya dongeng rekaan para ibu rubah di gurun untuk anak-anaknya.

Lelah menunggu dijinakkan, Rubah itu coba-coba untuk menjinakkan hal-hal disekitarnya.
sambil terus menunggu Sang Pangeran, pikirnya.
Pohon besar, rumput-rumput, serumpun bunga, sampai angin yang menggelitik telinganya, Rubah coba jinakkan.. ia bertanggung jawab terhadap mereka.

Berharap mereka juga akan menjinakkannya.

Tapi, sepertinya aku harus mengingatkan Rubah lagi. Bahwa... menunggu dijinakkan itu melelahkan. Aku harus menasihatinya untuk mencoba ikhlas, tanpa menuntut jinak-balik.

Kuharap Rubah mengerti.



(After reading 'The Little Prince' Nov 2nd, 2011)

0 comments:

 
Copyright © Nezha Fathirah's Blog